Pendidikan
tidak hanya mengasah kemampuan berfikir dan bernalar siswa pada ranah
pengetahuan saja, namun pendidikan yang sebenarnya adalah mengembangkan ketiga
ranah pontensial yang dimiliki oleh siswa yaitu ranah sikap, pengetahuan dan
ketrampilan, sebagaimana yang diharapkan dalam kurikulum 2013 tercermin dalam
tujuan pembelajaran disemua mata pelajaran di sekolah. Dengan begitu diharapkan
peserta didik tidak hanya pandai dalam hal pengetahuan namun juga pandai dalam
mengasah kemampuan bersikap dan berperilaku serta berkomunikasi dengan orang
lain. Dengan harapan peserta didik mampu menjadi insan yang humanis,
intelektual, dan berdaya saing global.
Meski
demikian pada praktiknya peserta didik belum sepenuhnya optimal dalam
mengembangkan kemampuan diri pada ketiga ranah tersebut. Masih banyak dijumpai
peserta didik yang melakukan perbuatan tidak terpuji. Sebagaimana yang diberitakan
pada media sosial maupun surat kabar, sebagai contoh yaitu adanya peristiwa
pelajar menendang seorang nenek di Tapanuli Selatan.
Dari peristiwa tersebut merupakan potret pelajar jaman now yang notabene peserta didik. Mirisnya perbuatan tidak bermoral serta tindak pidana anak masih banyak dijumpai di masyarakat. Dari apa yang dilakukan oleh pelajar tersebut sebagai cerminan masih rendahnya softskill peserta didik. Untuk mengembangkan soft skill memang tidaklah mudah, butuh waktu panjang dan perlu adanya pembiasaan. Pembiasaan berperilaku baik tentunya tidak hanya dipraktikan di sekolah namun peserta didik juga butuh figure dari orang tua dan lingkungan sekitar. Karena pendidikan anak kurang pas jika hanya diserahkan pada pihak sekolah namun juga butuh dukungan dari keluarga dan lingkungan.
Pengembangan Soft Skill untuk peserta didik sangatlah penting karena pesrta didik merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat. Kelak mereka yang akan menggantikan generasi sekarang yang sedang berjalan. Jika peserta didik tidak mampu mengembangkan soft skill dalam dirinya kemungkinan ia akan mengalami kegagalan dalam hidupnya. Sebagai contoh, anak yang troble maker kemungkinan dia tidak diterima oleh masyarakat, dan dianggap sebagai pembuat onar yang perlu diwaspadai dan dijauhi. Namun ada contoh lain misal anak tersebut pandai dalam hal teori dan penguasaan pengetahuan, namun tidak ada keberanian dalam hal berpendapat ataupun menyampaikan ide / gagasan, dalam dunia kerja yang dibutuhkan tidak hanya kepandaian namun juga kemampuan berkomunikasi yang merupakan bagian dari soft skill.
Dari hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa soft skill sangat penting untuk kesuksesan seseorang dalam kehidupannya kelak. Mulai dari sikap kerja sama, kominikasi, empati, dan kecerdasan emosional. Bagi pelajar untuk mengasah soft skill dapat dilakukan dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan bakat dan minta, berorganisasi lingkup sekolah maupun antar sekolah. Dapat juga dengan mengikuti kegiatan kemasyarakatan di lingkungan tempat tinggalnya.
Dwi Ambar Rini, S.Pd
Guru SMK Negeri 1 Alian