Perkembangan era saat ini sangatlah pesat, hal tersebut mendukung para siswa-siswi khusunya lulusan SMK untuk semakin berkembang baik secara soft skill maupun hard skill. Berkembangnya kememampuan mereka sangat membantu untuk dapat terjun langsung ke dunia nyata setelah mereka lulus. Namun, problematika yang kerap terjadi pada diri siswa-siswi di SMK saat ini yaitu mereka kerap tidak mengetahui apa yang akan mereka lakukan setelah lulus nantinya. Terkadang banyak dari mereka setelah lulus akan berwirausaha/bekerja/melanjutkan tanpa ada pertimbangan secara matang. Karena banyak dari mereka kerja di PT tanpa kondisi diri dan hanya ikut-ikutan temannya. Sehingga banyak dari mereka yang berwirausaha/bekerja/kuliah tidak sesuai dengan dirinya. Ketika hal tersebut tidak sesuai, banyak dari mereka yang bekerja sedapatnya, berwirausaha seadanya, serta melanjutkan di jurusan yang tidak sesuai dengan passion mereka, hal tersebut menyebabkan dalam menjalani hal itu tidaklah menyenangkan bagi mereka. Dengan adanya hal tersebut tidak jarang yang sampai saat ini masih belum wirausaha/bekerja/kuliah alias menganggur. Hal tersebut (menganggur) tidak kita inginkan.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Bapak Wikan Sakarinto berharap terobosan melalui “Meraih Mimpi Bersama SMK” ini dapat lebih diterima oleh masyarakat. Dengan bermimpi bisa menjadi karyawan tetap atau wirausahawan yang sukses, di situlah mimpi kita akan menjadi baik dan bermanfaat untuk yang lainnya. Pemerintah berharap lulusan SMK dapat berkualitas dan berkompeten sehingga nantinya mereka mampu bersaing untuk bisa terserap di dunia usaha dan dunia industry. Berdasarkan hal di atas, perencanaan karir secara matang dapat membantu mereka untuk memutuskan pilihan karir yang akan mereka ambil serta mampu mengurangi pengangguran yang ada di Indonesia.
Perencanaan
karir merupakan suatu proses yang mencakup penjelajahan pilihan dan persiapan
diri untuk sebuah karir (Corey & Corey, 2006). Tujuan dari perencanaan
karir, menurut Dillard (1987) yaitu : 1) mengingatkan kesadaran diri dan
pemahaman diri, 2) mencapa kepuasan pribadi, 3) persiapan diri pada penempatan
yang memadai, 4) mengefisienkan waktu dan usaha yang dilakukan dalam berkarir.
Hal tersebut dapat di lakukan dengan diawali pada jenjang kelas X yaitu
pemahaman akan diri dengan baik (kelebihan dan kekurangan), minat karir,
wawasan karir setelah lulus SMK (Berwirausaha, Bekerja atau melanjutkan) serta
pendidikan karakter sejak dini. Kemudian di kelas XI lebih ke pemiihan karir yang diinginkan sesuai dengan asesmen
yang didapatkan sebelumnya. Selanjutkan pada jenjang kelas XII siswa
memantapkan kembali pilihan karir yang sesuai dengan dirinya dan melaksanakan.
Hal di atas tentunya tidak dapat terealisasikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, tak terkecuali guru BK. Di satuan pendidikan terdapat guru BK yang pada pelaksanaannya mereka juga memberikan kontribusi untuk membantu siswa dalam merealisasikan karir yang diinginkan dengan pemberian bimbingan karir baik secara klasikal, kelompok maupun individu. Bimbingan karir yaitu salah suatu proses membantu seseorang untuk mengerti dan menerima gambaran tentang diri pribadinya dan gambaran tentang dunia kerja diluar dirinya, mempertemukan gambar diri tersebut dengan dunia kerja itu untuk pada akhirnya dapat memilih bidang pekerjaan, memasukinya dan membina karir dalam bidang tersebut (Rochman Natawidjaja, 1990 : 1). Pada pelaksanaannya guru BK tidak bisa hanya dengan memberikan pemahaman kemudian selesai, karena dikhawatirkan hal tersebut akan menjadikan siswa tidak dapat merealisasikan karirnya. Sehingga dalam pemberian layanan guru BK harus semaksimal mungkin dalam memberikan pemahaman, informasi dan pendampingan setiap saat. Dengan adanya program karir berorientasi pada pendampingan perkembangan karir siswa diharapkan nantinya siswa dapat menyiapkan diri untuk membekali diri dengan keahlian yang dituntut oleh suatu pekerjaan atau karir yang diinginkan. Sehinggan lulusan SMK mampu terserap baik dalam berwirausaha/bekerja/melanjutkan.