Dalam Era Globalisasi saat ini kita dituntut untuk memiliki kesiapan yang matang dalam berbagai hal baik dalam dunia kerja ataupun dalam dunia pendidikan. Pendidikan merupakan hal yang paling penting dalam perkembangan siswa atau peserta didik, karena pendidikan sebagai hal utama dalam memilih, mempersiapkan dan mewujudkan pengembangan karir. Salah satu aspek keberhasilan karir diantaranya self efficacy, seperti keyakinan diri, pengambilan keputusan, fungsi dan tujuan yang didasarkan pada pengalaman, keadaan sosial dan kebudayaannya.
Beberapa permasalahan yang mereka alami yaitu ketidakmampuan seseorang dapat mencapai prestasi cita-cita yang diinginkan yang disebabkan dari kurangnya semangat atau kurangnya motivasi diri untuk lebih tekun, rasa percaya diri yang rendah yang berakibat seseorang mudah menyerah saat menghadapi kesulitan atau hambatan dalam mempersiapkan pengembangan karirnya. Self efficacy terdiri dari dua jenis yaitu self efficacy tinggi dan self efficacy rendah. Self efficacy dikatakan tinggi ketika seseorang tersebut mersa yakin terhadap kesuksesan karir dirinya bahwa ia mampu untuk mewujudkan apa yang di cita-citakan dalam mencapai karir masa depan sesuai yang diinginkan dan diharapkan, sedangkan self efficacy dikatakan rendah ketika seseorang merasa tidak yakin dalam mewujudkan dan merencakan karir masa depan. Ada beberapa perilaku rendahnya self efficacy seperti mudah menyerah, cepat bosan dengan tugas yang diberikan, berdampak pada pengembangan diri dalam perencanaan karir dan eksplorasi karir, serta pembuatan keputusan.
Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Poblem Solving
Peran konselor untuk meningkatkan kayakinan peserta didik dalam pengembangan karir diperlukan suatu layanan yaitu bimbingan dan konseling. Menurut Mirawati (2018) dalam konteks bimbingan dan konseling yang tepat diberikan adalah bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok merupakan suatu upaya pemberian bantuan kepada individu dengan menggunakan dinamika kelompok untuk mendapatkan informasi agar mampu menyusun rencana dan mengambil keputusan yang tepat serta dapat memahami dirinya sendiri mengembangkan potensi dirinya secara optimal dalam pengembangan karir masa depan. Konselor bisa mengembangkan kemampuan keyakinan terhadap dirinya melalui problem solving. Menurut Agustina et, al (2017) Problem solving merupakan metode pemecahan masalah bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai menarik kesimpulan. Melalui layanan bimbingam kelompok dengan teknik problem solving, peserta didik secara bersama-sama memberikan gagasan atau pendapat tentang suatu permasalahan penting yang ada dalam kelompok dan mendiskusikannya, serta mengembangkan nilai-nilai sikap berupa tindakan yang sesuai dengan tindakan yang realita yang ada supaya terungkap dalam kelompok.
Akhmad Abdul Hakim, S.Pd (Guru SMK Negeri 1 Alian)